Delights of Ramen

The Art of Ramen

Introduction to Ramen Culture in Japan

Ramen, a simple yet complex dish, holds a significant place within Japanese cuisine and culture. Its origins trace back to Chinese noodle soup, reaching Japan in the late 19th or early 20th century. Initially met with skepticism by the Japanese populace, ramen gradually captivated the nation, evolving into a cherished staple that transcends age and social status. The dish has since undergone a remarkable transformation, integrating local ingredients and cooking techniques that contributed to its unique Japanese identity.

Today, ramen is not just a meal; it is a phenomenon that reflects regional nuances across Japan. Different areas boast their own styles and flavors, such as tonkotsu from Fukuoka, characterized by its rich pork broth, or miso ramen from Hokkaido, known for its hearty flavor derived from fermented soybeans. Shoyu ramen, with its soy sauce base, and shio ramen, emphasizing a lighter salt-based broth, further illustrate the diversity within this beloved cuisine. Each regional variation illustrates how local tastes and ingredients can influence culinary traditions, creating a mosaic of flavors that exemplifies Japan's gastronomic landscape.

Furthermore, ramen shops, or "ramen-ya," play a pivotal role in the social fabric of Japan. These establishments are often casual venues, where communities come together to enjoy bowls of steaming noodles. The act of dining at a ramen shop is not merely about sustenance; it is an experience enriched by the atmosphere and often communal seating arrangements. Diners engage with each other over their bowls, fostering a sense of shared enjoyment. This culture reinforces the idea that ramen is best appreciated not just as a dish, but as a social ritual, a celebration of flavors and community in Japan.

Kesebelasan tim Persik Kediri takluk oleh tim tamu Dewa United dengan skor 1-2 dalam lanjutan Liga 1 Indonesia 2024-2025 di Stadion Brawijaya, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (1/3) malam.

 

Satu-satunya gol Persik Kediri disumbang oleh Mohammad Khanafi di menit ke-89. Dua gol dari tim tamu, Dewa United disumbangkan oleh Egy Maulana Vikri di menit ke-12 dan Alex Martins Ferreira di menit ke-20.

 

Kedua tim sudah saling serang sejak peluit babak pertama dibunyikan. Persik harus kecolongan di menit awal pertandingan setelah Egy Maulana Vikri menjebol gawang Persik di menit ke-12.

 

Gol tersebut berawal dari serangan balik yang melesak cepat dan menjebol pertahanan Persik. Egy kemudian lolos dari jebakan offside melewati kiper. Skor berubah menjadi 0-1.

 

Ketinggalan satu gol membuat Persik berusaha menyamakan kedudukan. Namun, delapan menit kemudian Persik kecolongan lagi setelah Alex Martins Ferreira menambah pundi gol untuk Dewa United di menit ke-20.

 

Gol berawal dari umpan matang dari Hugo Gomes diterima oleh Alex Martins Ferreira dan langsung dilesakkan ke gawang Persik. Skor berubah menjadi 0-2.

 

Unggul dua gol ini membuat intensitas serangan Dewa United sempat turun. Sebagai tuan rumah, Persik Kediri yang berambisi meraih poin penuh berusaha untuk mencuri kesempatan.

 

Namun, laga sempat tertunda setelah terjadi insiden lampu stadion yang mati beberapa saat. Setelah nyala kembali, pertandingan kembali dilanjutkan. Hingga babak pertama usai, skor masih sama 0-2.

 

Memasuki babak kedua, tempo permainan makin meningkat. Persik Kediri bertanding makin agresif. Beberapa pelung didapatkan Persik. Hingga akhirnya sepakan kaki Mohammad Khanafi berhasil menjebol gawang tim tamu di menit ke-89.

Mohammad Khanafi memanfaatkan operan panjang dari Ze Valente hingga bola melambung di atas kiper dan gol. Skor berubah menjadi 1-2.

 

Persik juga berusaha makin memperkecil selisih gol. Persik mencoba memanfaatkan tambahan waktu untuk menyamakan kedudukan, namun hingga pertandingan usai, skor di antara keduanya sama 1-2.

 

Pelatih Persik Kediri Marcelo Rospide mengatakan kekalahan di kandang sendiri karena kurang efisiennya pemain asing.

Persik, kata dia, adalah tim yang bagus. Para pemain bekerja dengan keras, namun masih belum optimal sehingga kalah di kandang sendiri.

 

"Permasalahan tidak ada, semua yang dilakukan tim tidak ada masalah karena mereka telah bermain sangat baik. Yang penting bagaimana harus lebih efisien dan apalagi sekarang kami punya pemain asing delapan harus lebih efisien. Pemain lokal sudah berusaha maksimal, terbukti Khanafi yang selalu memberikan yang terbaik," kata Marcelo.

 

Pelatih Dewa United Jan Olde Riekerink bersyukur dengan kemenangan ini. Ia pun mengakui ritme permainan Persik makin baik setelah ketinggalan dua gol termasuk insiden lampu mati di stadion.

 

“Sebelum itu (insiden lampu mati) kami bermain bagus. Tapi setelahnya, kami kehilangan ritme. Persik mendikte permainan dengan baik,” kata Jan Olde Riekerink.

 

Dengan hasil ini, Persik makin terperosok berada di peringkat ke-11 klasemen sementara dengan 34 poin. Sedangkan Dewa United makin kokoh di klasemen atas berada di peringkat ke-2 klasemen sementara dengan 46 poin.